Rabu, 03 April 2019

Evaluasi Efikasi dan Keamanan Teknologi Pelayanan Kesehatan



Pada prinsipnya evaluasi efikasi dan keamanan adalah titik tolak untuk  melakukan evaluasi terhadap Pelayanan Teknologi Kesehatan. Jika aspek efikasi tidak dilakukan evaluasi, maka Teknologi Pelayanan Kesehatan tidak akan digunakan. Sedangkan jika aspek efikasi tidak diketahui bagaimana, maka nilai secara umum tidak bisa dibuat. Sebagai tambahan, data efikasi dan keamanan diperlukan untuk untuk mengevaluasi efektifitas-biayanya. Informasi yang baik dalam efikasi dan keamanan sangat diperlukan untuk tentang kebutuhan akan teknologi dan ketepatannya
Efikasi dan efektifitas adalah dua prinsip yang tidak bisa dipisah dalam ruang lingkup medis khususnya dan dalam pelayanan kesehatan umumnya. Keduanya saling mengisi, melengkapi, dan membuat komprehensif dalam sistem pelayanan kesehatan. Sasaran akhir jelas untuk kepentingan pasien. Para profesional kesehatan sangat peduli akan dua faktor ini karena merupakan realita yang mereka temui, tangani, dan praktekan dalam ruang lingkup kerja.

Sementara itu, para pengambil keputusan dan regulator tidak boleh kalah sigap dengan para profesional kesehatan. Regulator dan pengambil keputusan sebagai para pemangku kepentingan juga harus memiliki kedalaman dalam melakukan sistem penilaian efikasi dan efektifitas dari setiap teknologi pelayanan kesehatan yang hendak memasuki wilayah yurisdiksi suatu negara untuk dipasarkan. 
Oleh karena itu sudah seharusnya sudah ada sistem evaluasi yang baku mulai dari registrasi, data lengkap dari manufaktur dalam kedua faktor tersebut, hasil penilaian dari regulator dan pengambil keputusan dari beberapa negara yang sudah mengizinkan beredar dan dipakai, juga hasil dari pemakaian teknologi pelayanan kesehatan tersebut (pasca pemakaian), dan aspek-aspek pemotong lainnya. 
Jangan juga harus disertakan komentar,persepsi, dan opini pasien dan para profesional kesehatan terhadap teknologi pelayanan kesehatan tersebut.  Cukup banyak tanggung jawab regulator dan pengambil keputusan. Bagaimanapun,mereka ini merupakan pintu masuk bagi teknologi pelayanan kesehatan yang tujuannya adalah untuk kepentingan pasien dan dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan kualitas kehidupan pasien.
Permasalahan:
Permasalahan utama adalah bahwa teknologi tidak cukup dinilai sebelum masuk ke pasar. Pada 1978 diperkirakan hanya 10-20 % dari prosedur yang dilakukan dipakai di praktek pelayanan kesehatan yang memberikan manfaat setelah diuji coba di laboratorium klinis. Bahkan dengan kecepatan perubahan teknologi pelayanan kesehatan boleh jadi keadaannya lebih parah lagi.
Ada beberapa teknologi yang kemudian dipakai secara meluas belakangan ditemukan tidak ada manfaat sama sekali. Sebagai contoh adalah gastric freezing tuntuk peptic ulcer dan diethylstilbestrol (DES) untuk  komplikasi kehamilan . Ini hanya dua dua contoh dari teknologi yang tidak manfaat.
Faktor penting lain, adalah tidak ada basis bukti dari manfaat teknologi kesehatan. Dulu ada yang disebut electronic fetal monitoring(EFM), EFM diharapkan bisa memonitor denyut jantung janin saat kelahiran. Pada 1968, dalam waktu singkat teknologi ini laku keras di negara yang sedang berkembang seperti Cina.  
Pada 1976 dilakukan uji coba klinis  di jurnal ilmiah ternyata tidak ada manfaat sama sekali bagi ibu dan bayinya. Namun oleh komunitas ginekolog dan obstetri tidak peduli dengan temuan yang sudah dipublikasi di jurnal ilmiah. Kemudian pada 1988 uji coba klinis yang lebih luas selesai dilakukan di Dublin dan di Texas, ternyata tidak ada bukti yang mendukung bahwa EFM itu bermanfaat seperti diklaim oleh manufakturnya.
Contoh yang terkait dengan efikasi adalah CT Scan. Manfaat CT Scan untuk kondisi kesehatan yang sangat buruk jelas sangat signifikan. Namun, CT Scan taspek efikasinya sangat kecil untuk pemeriksaan sakit kepala tanpa ada masalah lainnya.  Abnormalitas masalah ini sangat kecil.
Memang harus diakui tidak mudah untuk menyeimbangkan antara efikasi dan keamanan.Dalam kenyataannya aspek keamanan lebih mudah untuk terlihat.  
Contohnya adalah di rumah sakit dan klinik. Di Amerika Serikat sekitar 3 juta pasien terkena infeksi yang kemudian dirawat di rumah sakit. Setiap 1 dari 18 dirawat di gawat darurat. Dalam suatu studi ternyata 36 % dari 815 pasien yang menderita sakit disebabkan oleh penyakit iatrogenic karena masalah obat dan  presedur pervasif.
Konsep:
Akan halnya konsep efikasi dan keamanan,  maka manfaat telah didefinisikan sebagai manfaat yang akan diperoleh, munculnya masalah medis dengan pemakaian teknologi, populasi yang dipengaruhi, dan kondisi saat pemakaian suatu teknologi.  Sementara, efikasi telah didefinisikan sebagai probabilitas manfaat bagi  para individu suatu populasi dengan pemakaian teknologi kesehatan untuk kondisi medis untuk mencapai kondisi medis yang ideal.
Pertanyaan tentang manfaat boleh jadi lebih penting. Umumnya kriteria luaran  dibatasi oleh morbiditas dan mortalitas. Sedangkan faktor-faktor seperti usia harapan hidup, psikologis dan fungsi lebih kurang dipertimbangkan. Belakangan faktor kualitas kehidupan semakin dipertimbangkan.
Faktor luaran menjadi semakin penting ketika mempertimbangkan teknologi tertentu. Teknologi diagnosa merupakan sesuatu  yang sulit ketika diuji pada lima level berikut:
1. Kapabilitas teknologi, apakah teknologi memberikan konsistensi dan informasi yang akurat.
2. Akurasi diagnosa, apakah pemakaian teknologi memberikan akurasi.
3. Dampak diagnosa, apakah pemakaian teknologi menggantikan prosedur termasuk pembedahan dan biopsi

Sumber


Tidak ada komentar:

Posting Komentar