Pada prinsipnya evaluasi efikasi dan keamanan adalah titik tolak
untuk melakukan evaluasi terhadap Pelayanan Teknologi Kesehatan. Jika
aspek efikasi tidak dilakukan evaluasi, maka Teknologi Pelayanan Kesehatan
tidak akan digunakan. Sedangkan jika aspek efikasi tidak diketahui bagaimana,
maka nilai secara umum tidak bisa dibuat. Sebagai tambahan, data efikasi dan
keamanan diperlukan untuk untuk mengevaluasi efektifitas-biayanya. Informasi yang
baik dalam efikasi dan keamanan sangat diperlukan untuk tentang kebutuhan akan
teknologi dan ketepatannya
Efikasi dan efektifitas adalah dua prinsip yang tidak bisa dipisah
dalam ruang lingkup medis khususnya dan dalam pelayanan kesehatan umumnya.
Keduanya saling mengisi, melengkapi, dan membuat komprehensif dalam sistem
pelayanan kesehatan. Sasaran akhir jelas untuk kepentingan pasien. Para
profesional kesehatan sangat peduli akan dua faktor ini karena merupakan
realita yang mereka temui, tangani, dan praktekan dalam ruang lingkup kerja.
Sementara itu, para pengambil keputusan dan regulator tidak boleh
kalah sigap dengan para profesional kesehatan. Regulator dan pengambil
keputusan sebagai para pemangku kepentingan juga harus memiliki kedalaman dalam
melakukan sistem penilaian efikasi dan efektifitas dari setiap teknologi
pelayanan kesehatan yang hendak memasuki wilayah yurisdiksi suatu negara untuk
dipasarkan.
Oleh karena itu sudah seharusnya sudah ada sistem evaluasi yang baku
mulai dari registrasi, data lengkap dari manufaktur dalam kedua faktor
tersebut, hasil penilaian dari regulator dan pengambil keputusan dari beberapa
negara yang sudah mengizinkan beredar dan dipakai, juga hasil dari pemakaian
teknologi pelayanan kesehatan tersebut (pasca pemakaian), dan aspek-aspek
pemotong lainnya.
Jangan juga harus disertakan komentar,persepsi, dan opini pasien dan
para profesional kesehatan terhadap teknologi pelayanan kesehatan tersebut.
Cukup banyak tanggung jawab regulator dan pengambil keputusan. Bagaimanapun,mereka
ini merupakan pintu masuk bagi teknologi pelayanan kesehatan yang tujuannya
adalah untuk kepentingan pasien dan dalam kaitannya dengan upaya meningkatkan
kualitas kehidupan pasien.
Permasalahan:
Permasalahan utama adalah bahwa teknologi tidak cukup dinilai
sebelum masuk ke pasar. Pada 1978 diperkirakan hanya 10-20 % dari prosedur yang
dilakukan dipakai di praktek pelayanan kesehatan yang memberikan manfaat
setelah diuji coba di laboratorium klinis. Bahkan dengan kecepatan perubahan
teknologi pelayanan kesehatan boleh jadi keadaannya lebih parah lagi.
Ada beberapa teknologi yang kemudian dipakai secara meluas
belakangan ditemukan tidak ada manfaat sama sekali. Sebagai contoh adalah gastric
freezing tuntuk peptic ulcer dan diethylstilbestrol (DES) untuk
komplikasi kehamilan . Ini hanya dua dua contoh dari teknologi yang tidak
manfaat.
Faktor penting lain, adalah tidak ada basis bukti dari manfaat
teknologi kesehatan. Dulu ada yang disebut electronic fetal monitoring(EFM),
EFM diharapkan bisa memonitor denyut jantung janin saat kelahiran. Pada 1968,
dalam waktu singkat teknologi ini laku keras di negara yang sedang berkembang
seperti Cina.
Pada 1976 dilakukan uji coba klinis di jurnal ilmiah ternyata
tidak ada manfaat sama sekali bagi ibu dan bayinya. Namun oleh komunitas
ginekolog dan obstetri tidak peduli dengan temuan yang sudah dipublikasi di
jurnal ilmiah. Kemudian pada 1988 uji coba klinis yang lebih luas selesai
dilakukan di Dublin dan di Texas, ternyata tidak ada bukti yang mendukung bahwa
EFM itu bermanfaat seperti diklaim oleh manufakturnya.
Contoh yang terkait dengan efikasi adalah CT Scan. Manfaat CT Scan
untuk kondisi kesehatan yang sangat buruk jelas sangat signifikan. Namun, CT
Scan taspek efikasinya sangat kecil untuk pemeriksaan sakit kepala tanpa ada
masalah lainnya. Abnormalitas masalah ini sangat kecil.
Memang harus diakui tidak mudah untuk menyeimbangkan antara efikasi
dan keamanan.Dalam kenyataannya aspek keamanan lebih mudah untuk terlihat.
Contohnya adalah di rumah sakit dan klinik. Di Amerika Serikat
sekitar 3 juta pasien terkena infeksi yang kemudian dirawat di rumah sakit.
Setiap 1 dari 18 dirawat di gawat darurat. Dalam suatu studi ternyata 36 % dari
815 pasien yang menderita sakit disebabkan oleh penyakit iatrogenic karena
masalah obat dan presedur pervasif.
Konsep:
Akan halnya konsep efikasi dan keamanan, maka manfaat telah
didefinisikan sebagai manfaat yang akan diperoleh, munculnya masalah medis
dengan pemakaian teknologi, populasi yang dipengaruhi, dan kondisi saat pemakaian
suatu teknologi. Sementara, efikasi telah didefinisikan sebagai
probabilitas manfaat bagi para individu suatu populasi dengan pemakaian
teknologi kesehatan untuk kondisi medis untuk mencapai kondisi medis yang
ideal.
Pertanyaan tentang manfaat boleh jadi lebih penting. Umumnya
kriteria luaran dibatasi oleh morbiditas dan mortalitas. Sedangkan
faktor-faktor seperti usia harapan hidup, psikologis dan fungsi lebih kurang
dipertimbangkan. Belakangan faktor kualitas kehidupan semakin dipertimbangkan.
Faktor luaran menjadi semakin penting ketika mempertimbangkan
teknologi tertentu. Teknologi diagnosa merupakan sesuatu yang sulit
ketika diuji pada lima level berikut:
1. Kapabilitas teknologi, apakah teknologi memberikan konsistensi
dan informasi yang akurat.
2. Akurasi diagnosa, apakah pemakaian teknologi memberikan akurasi.
3. Dampak diagnosa, apakah pemakaian teknologi menggantikan prosedur
termasuk pembedahan dan biopsi
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar